Penduduk Piraha |
Ada-ada saja hal unik dan menarik didunia ini. Pada postingan kali kita akan melihat keunikan salah satu suku yang berada di benua Amerika. Kebanyakan suku maupun bangsa pasti memiliki kata-kata yang digunakan untuk menyatakan nilai atau kuantitas suatu benda secara pasti dan akurat, sehingga orang mudah memahaminya. Namun tidak dengan suku yang satu ini. Mereka tidak memiliki kata-kata untuk menyebutkan jumlah bilangan atau angka secara pasti. Alhasil, mereka hanya mengenal tiga kata untuk menyatakan kuantitas suatu benda.
Adalah penduduk Piraha yang tinggal di desa kecil disepanjang Sungai Maici, anak sungai Amazon. Kelompok penduduk semi-nomaden yang berjumlah sekitar 700 orang dengan 10-15 orang dewasa ini tidak mengenal angka. Menurut Daniel Everett, ahli antropologi linguistik dari University of Miami (UM), orang-orang Piraha secara mengejutkan tidak dapat menyebutkan kata untuk mewakili jumlah secara tepat.
Untuk menyatakan jumlah, mereka hanya mengenal tiga kata, yakni: Hòi yang berarti ukuran kecil atau jumlahnya sedikit. hoi, berarti jumlahnya agak lebih besar atau sedang. Dan baàgiso untuk menyatakan banyak. Ahli bahasa mengungkapkan bahwa bahasa yang tidak memiliki jumlah kata-kata tertentu disebut sebagai anumeric.
"Para Piraha adalah kelompok yang benar-benar menarik karena mereka merupakan satu-satunya atau dua kelompok di dunia yang sama sekali anumerik," ujar Everett, asisten profesor di Departemen Antropologi di UM. "Ini mungkin salah satu kasus paling ekstrim dari bahasa yang benar-benar membatasi bagaimana orang berpikir."
"Saya tertarik pada bagaimana bahasa yang Anda pergunakan mempengaruhi cara Anda berpikir," kata Everett. "Pertanyaan di sini adalah alat apa seperti jumlah kata-kata yang benar-benar yang memungkinkan kita untuk melakukan dan bagaimana mereka mengubah cara kita berpikir tentang dunia."
Berdasarkan temuan Everett dari dua penelitian sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang Piraha tidak konsisten dalam melakukan soal-soal matematika sederhana. Sebagai contoh, dalam tes yang melibatkan 14 orang dewasa di satu desa yang disajikan dengan baris gulungan benang dan diminta untuk mencocokan balon karet kosong, orang-orang ini tidak dapat melakukan korespondensi satu persatu, ketika jumlahnya lebih besar dari dua atau tiga.
Hemmmm,,, jika kita menyebut sepuluh apel, orang-orang Piraha akan menyebutnya dengan kata apa ya? Hòi, hoi atau baàgiso.
Sumber : University Of Miami
Edited By Bangharri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Memberikan Tanggapan Berupa Saran Maupun Kritik Yang Sifatnya Membangun. Terima Kasih Untuk Tidak Menuliskan Cacian, Makian Dan Kata-Kata Kotor.