Di zaman dahulu kala di saat semua hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam berada dalam kedamaian, dikirimlah beberapa anak manusia ke sudut-sudut penjuru bumi.
Alam diberi tanggung jawab untuk merawat dan membesarkan anak manusia tersebut. Oleh hewan-hewan tersebut manusia diajarkan cara mencari makan, saling mengasihi, membuat tempat tinggal hingga diajarkan cara untuk bisa hidup mandiri. Tumbuhan juga mengambil peran seperti menyediakan tempat berteduh dan juga makanan.
Pada suatu kesempatan, salah seorang anak manusia melihat kehebatan singa dalam menaklukan buruannya. Ia pun takjub kepada singa itu. “Hai singa bisa kah kau mengajari aku agar menjadi kuat seperti dirimu? Aku ingin menaklukan semua buruanku dengan mudah,” kata anak manusia itu.
Singa pun mengajari anak manusia itu supaya bisa sekuat dirinya, dengan satu syarat berburu hanya boleh dilakukan jika saat lapar saja.Keesokan harinya anak manusia ini tak sengaja melihat kecepatan jaguar dalam mengejar buruannya. Ia pun tertarik untuk belajar kepada Jaguar itu. ”Tolong ajari aku supaya menjadi cepat,” pinta anak itu. Jaguar pun menyanggupinya. “Baik, kita akan mulai latihan besok pagi,” kata Jaguar.
Setelah merasa cukup dengan kekuatan dan kecepatan yang dimiliki, anak manusia ini mulai berburu. Banyak hewan-hewan buruan darat yang berhasil ditaklukannya. Namun, anak manusia ini kesulitan ketika harus berburu di dalam air.
Lantas ia meminta diajari buaya untuk berenang dan berburu didalam air. Sang buaya pun menyanggupinya. Hanya tiga hari anak manusia ini belajar berenang dan berburu didalam air. Dalam waktu tersebut ia sudah bisa menaklukan buruannya didalam dan didasar air.
Singkat cerita, anak manusia itu kini telah menjadi laki-laki dewasa. Berkat pelajaran yang ia dapat dari bermacam-macam hewan serta karena kemahirannya berburu didarat maupun di air, kini ia menjadi disegani oleh seluruh hewan. Tidak ada hewan yang berani mengusiknya. Kini ia bisa lebih hidup mandiri dan melakukan apa saja sesuai keinginannya. Manusia ini kini telah siap untuk hidup berpetualang mencari kehidupannya dan meneruskan keturunan.
Sebelum meninggalkan tempat dimana ia dibesarkan, manusia ini berpamitan kepada hewan-hewan yang telah berjasa padanya. “Baik, kini aku telah siap untuk hidup mandiri dan mencari pasanganku. Aku harus berpamitan kepada kalian. Aku merasa telah memiliki semua kelebihan kalian,” kata manusia itu.
Namun sang singa menyatakan dia belum sepenuhnya siap. “Belum, engkau belum memiliki semua kelebihan kami,” kata singa. “Benarkah? Lantas apa itu,” manusia itu bertanya. “Pengetahuan,” jawab Singa singkat.
“Ada seekor burung hantu yang memiliki pengetahuan sangat luas. Belajarlah dulu kepadanya,” saran singa.
Namun sayang setelah bertemu dengan burung hantu, dia malah mendapatkan jawaban yang mengecewakan. “Maaf, aku tidak bisa membagi pengetahuanku padamu,” ujar Burung Hantu. Manusia itu pun kecewa dan melaporkannya kepada singa dan juga teman-temannya yang lain. Akhirnya mereka pun sepakat mendatangi burung hantu untuk menanyakan kenapa ia tidak mau membagi pengetahuannya. “Wahai burung hantu, mengapa engkau tak mau mengajarinya pengetahuan yang kau miliki,” tanya Singa.
Namun sayang setelah bertemu dengan burung hantu, dia malah mendapatkan jawaban yang mengecewakan. “Maaf, aku tidak bisa membagi pengetahuanku padamu,” ujar Burung Hantu. Manusia itu pun kecewa dan melaporkannya kepada singa dan juga teman-temannya yang lain. Akhirnya mereka pun sepakat mendatangi burung hantu untuk menanyakan kenapa ia tidak mau membagi pengetahuannya. “Wahai burung hantu, mengapa engkau tak mau mengajarinya pengetahuan yang kau miliki,” tanya Singa.
“Aku takut jika ia menyalahgunakan pengetahuan yang telah kuberikan,” jawab burung hantu. Namun, setelah didesak dan dipastikan bahwa manusia ini tidak akan menyalahgunakan pengetahuan yang diberikan akhirnya burung hantu mau mengajarinya.
Setelah mendapat pengetahuan yang cukup akhirnya manusia ini pun pergi berkelana. Sampai disuatu tempat manusia ini bertemu dengan pasangannya. Kini ia mulai mendapati banyak keturunan. Seluruh pengalamannya ia wariskan kepada keturunannya, mulai dari kehebatan, kecepatan dan pengetahuaan. Namun sayang, semua yang diajarkannya itu justru digunakan keturunannya untuk berbuat keonaran dan kerusakan.
Mereka berburu hanya untuk bersenang-senang. Banyak hewan buruan hanya dibiarkan mati sehingga menimbulkan penyakit. Meraka banyak menebang hutan untuk dijadikan tempat tinggal sehingga banyak hewan-hewan terusir dan menderita. Dan mereka juga menggunakan pengetahuan untuk membuat senjata untuk berperang dan menyakiti sesama.
Mendengar berita tentang perilaku manusia, burung hantu merasa sangat terpukul dan menyesal telah membagi pengetahuannya. Sebab, ia beranggapan kunci penyebab manusia melakukan kerusakan adalah pengetahuan yang dimiliki. Merasa menyesal, kini burung hantu hanya berani keluar pada malam hari saja. Bukan hanya burung hantu, Singa serta hewan-hewan lainnya pun menyesal telah membagi kemampuannya dan kini menganggap manusia sebagai musuh.
Hanya Sepenggal Cerita.. {-_-}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Memberikan Tanggapan Berupa Saran Maupun Kritik Yang Sifatnya Membangun. Terima Kasih Untuk Tidak Menuliskan Cacian, Makian Dan Kata-Kata Kotor.