Sifat anak-anak yang selalu ingin tahu dan banyak bertanya terkadang membuat kita malas-malasan untuk menjawabnya. Alhasil,,, kitapun sering memberikan jawaban bohong dan terkadang mengada-ngada. Yang penting anak tersebut bisa berhenti bertanya, apalagi jika pertanyaan yang diajukan lumayan membuat kita bingung.
Misalnya begini, Ini merupakan kasus yang ane temui sewaktu ada anak kecil bertanya pada emaknya tentang peristiwa dari mana datengnya hujan. Kebetulan waktu itu lagi hujan. “Mak ujan itu asalnya dari mana?” Terus si emak menjawab, “Oh,, ujan Itu kencingnya Tuhan.” Ane yang denger langsung bingung. Hah,, aneh banget tuh orang tua kok ngasih tau kalo ujan itu kencingnya tuhan.
Terus ane mikir, oh paling orang tuanya males ngejelasin gimana proses terjadinya hujan, atau mungkin orang tuanya bener-bener nggak tau gimana proses terjadinya hujan. Nah, kalo orang tuanya tau proses terjadinya ujan, ya jelasin aja kalo ujan itu terjadi berkat hasil penguapan atau kondensasi uap air. Atau bisa jelasin singkatnya aja, “Gini loh nak, ujan itu terjadi sebab air dari laut menguap karena kena panas matahari. Uap air itu lalu menggumpal dan membentuk awan. Terus awan ketiup deh oleh angin, air yang menggumpal tadi mencair lagi dan terjadilah ujan.”
Kalo udah dijelasin kayak gitu dijamin anak umur lima tahun kebawah pasti langsung bingung. Loh kok?? Ya nggak apa-apa kita bikin bingung tuh anak dengan jawaban yang rasional daripada kita kasih jawaban bohong atau jawaban asbun (asal bunyi). Lagipula dosa tau bohongin anak kecil. (Muehehehehe…)
Balik lagi ke kasus tadi. Karena si bocah merasa tertarik dan tertantang dengan jawaban ibunya, dia langsung nimpalin pertanyaan lagi, “Ohhhh,,,, jadi kalo kilat itu berarti Tuhan lagi ngidupin lampu ya mak?” Terus emaknya jawab,”Iya Tong,, pinter kamu.” “Terus kalo suara geledek itu tuhan lagi mecahin apa mak?” Nah loh, bingungkan si emak mau jawab apa.
nah, intinya orang tua harus memberikan jawaban yang masuk akal alias rasional dalam menjawab pertanyaan anak-anak. Biarkan saja walau jawaban itu membuat si anak sedikit binun. Wajarkan namanya juga anak kecil, otak dan daya pikirnya kan masih dalam tahap perkembangan. Yang penting orang tua sudah menjalankan kewajibannya dengan jawaban rasional.
Yang perlu diketahui, setiap jawaban yang diberikan itu pasti akan tetap dikenang dan terekam memori si anak hingga dewasa. Malu kan kalo sampai ketauan bohong.
Menurut Penelitian yang dikemukakan Benyamin S. Bloom, 50% dari semua potensi hidup manusia itu terbentuk saat masih berada dalam kandungan hingga usia 4 tahun. Dan kemudian 30 % potensi berikutnya akan terbentuk pada usia 4 hingga 8 tahun.
So, apa jadinya kalau masih kecil sudah sering mendapat konsep yang salah dari orang tuanya? Gimana coba pola pikir dan karakter anak itu nantinya?
Posted By Bangharri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Memberikan Tanggapan Berupa Saran Maupun Kritik Yang Sifatnya Membangun. Terima Kasih Untuk Tidak Menuliskan Cacian, Makian Dan Kata-Kata Kotor.