Sabtu, 25 Februari 2012

Apa Itu “Ketindihan” Saat Tidur

Ilustrasi
Kebanyakan orang pernah mengalami tidur yang tidak nyenyak lantaran tiba-tiba terjaga dan merasa seperti ada ‘sesuatu’ yang menindih. Keadaan itu sering membuat kita sulit bergerak atau bahkan sulit berbicara dan meski telah diupayakan berteriak sekeras mungkin, tetapi suara tak kunjung keluar. 

Pikiran yang terlintas dibenak kita saat itu pasti ‘Wah ditindih jin nih’ atau ‘Wah ditidurin jin nih’. Maka dari itu banyak dari kita terutama umat muslim langsung mengucap istigfar atau membaca ayat suci lainnya. Memang tidak dipungkiri jin bisa mengganggu manusia secara langsung melalui kontak fisik dan kenyataan itu memang diajarkan agama sehingga kita wajib mempercayainya. Bukankah dalam rukun iman kita diwajibkan mengimani yang Ghaib?

Baiklah, kali ini kita akan melihat apa itu “Ketindihan” dari segi ilmu kedokteran. Dalam dunia medis “Ketindihan” dikenal dengan istilan Sleep Paralysis.
Lalu apa itu Sleep Paralysis? Sleep paralysis merupakan saat dimana terjadi kelumpuhan pada saat tidur. Hal ini disebabkan karena tubuh kita tidak dapat bergerak secara lancar ketika melalui proses/tahapan tidur. Posisi tidur memungkinkan ketidak lancaran tubuh dalam melewati tahapan tersebut. Jika posisi tidur salah, peredaran darah akan terganggu dan akan berakibat pada kelumpuhan. Selain itu kondisi kejiwaan seseorang juga sangat mempengaruhi. 

Namun jangan khawatir, gangguan kesehatan ini bukanlah masalah yang serius, karena kamu tidak akan mengalaminya setiap saat. Lalu bagaimana jika ‘ketindihan’ itu kamu alami hampir setiap waktu tidur? Kalau keadaannya seperti itu, silahkan periksakan diri pada dokter atau paranormal, sebab kemungkinan kamu benar-benar ditindih oleh makluk halus yang sayang sama kamu. (Muehehehe)

Oke, kita balik lagi pada pembahasan kelumpuhan tidur. Saat kelumpuhan tidur berlangsung atau dalam masa transisi, beberapa orang mungkin tidak dapat bergerak atau berbicara dalam jangka waktu beberapa detik atau mungkin beberapa menit. Beberapa lainnya juga mungkin merasakan ditekan atau dicekik. Kelumpuhan tidur ini dapat menyertai gangguan tidur lainnya seperti narkolepsi. Narkolepsi merupakan kebutuhan yang sangat kuat untuk tidur yang disebabkan oleh bermasalahnya kemampuan otak dalam mengatur tidur.

Sleep Paralysis hypnagogic (predormital) dan Sleep Paralysis hypnopompic (postdormital)

Sleep Paralysis hypnagogic (predormital) merupakan kelumpuhan tidur yang terjadi saat kita sedang tertidur. Dengan kata lain, kelumpuhan ini memang benar-benar terjadi dan kita tidak merasakannya kecuali sebagian dari kita akan ingat keesokan harinya saat kita terbangun dari tidur. Ketika kita tertidur, tubuh kita akan rileks secara perlahan-lahan. Kondisi itu menyebabkan kita kurang waspada dan tidak menyadari telah terjadi perubahan. Saat itu kita tidak sadar dan kita tak bisa berbuat apa-apa, tepatnya seperti mengigau.

Sleep Paralysis hypnopompic (postdormital)
Selama tidur, kondisi tubuh akan bergantian antara kondisi tidur REM (rapid eye movement/Gerakan mata secara cepat) dan NREM (non- rapid eye movement/gerakan mata secara tidak cepat). Siklus tidur REM dan NREM berlangsung sekira 90 menit. Tidur NREM yang terjadi terlebih dulu akan memakan waktu hingga 75% dari waktu tidur secara keseluruhan. Selama tidur NREM, tubuh akan rileks dengan sendirinya.

Setelah tidur NREM berakhir, kondisi tidur akan berganti menjadi REM. Pada saat itu mata akan bergerak cepat dan terjadilah mimpi. Pada kondisi ini seluruh tubuh akan tetap sangat santai dan otot-otot akan "dimatikan". Jika kamu terbangun sebelum siklus REM selesai, disitulah keadaan dimana kamu akan merasa tidak dapat bergerak atau sulit berbicara, karena otot-otot dan syaraf belum berfungsi normal.

Berdasar hasil survey yang dilakukan para peneliti tidur ditemukan empat dari sepuluh orang mungkin memiliki kelumpuhan tidur. Kondisi umum kelumpuhan tidur sering dialami oleh pria maupun wanita saat usia remaja. Faktor yang berhubungan dengan kelumpuhan tidur meliputi:
  • Kurang tidur
  • Jadwal tidur yang berubah
  • Kondisi kejiwaan (seperti stres atau gangguan bipolar)
  • Tidur terkurap/telentang
  • Masalah tidur lain seperti narkolepsi atau kram kaki saat malam hari
  • Menggunakan obat kesehatan tertentu atau tidak sesuai dosis
  • Penyalahgunaan narkoba. 

Kesimpulan : Jika kamu sering mengalami ‘Ketindihan’ atau Kelumpuhan saat tidur, perhatikan secara seksama apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi dengan melihat beberapa faktor yang telah disebutkan diatas.

Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah periksa dan bandingkan cara tidur dan waktu tidur saat mengalami ‘Ketindihan’ dengan saat-saat dimana kamu tidak pernah merasa ‘Ketindihan’. Jangan lupa berdo’a sebelum tidur untuk menghindari gangguan jin. Pastikan posisi tidur senyaman mungkin, dan bagi yang muslim bisa mengikuti posisi tidur rasulullah yakni dengan memiringkan tubuh ke kanan, sebab dengan psosisi tidur seperti itu memiliki dampak yang baik bagi kesehatan.

Berbagai Sumber

Edited By Bangharri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberikan Tanggapan Berupa Saran Maupun Kritik Yang Sifatnya Membangun. Terima Kasih Untuk Tidak Menuliskan Cacian, Makian Dan Kata-Kata Kotor.

Popular Post

back to top

Trending Topik